Menyusul jebolnya bendungan alami Wai Ela di Maluku Tengah, Gubernur Maluku telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari (25 Juli-8 Agustus 2013). Pada masa tanggap darurat itu difokuskan untuk mencari korban hilang dan pemberian bantuan kebutuhan dasar bagi para pengungsi.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kepala BNPB Syamsul Maarif di lokasi bencana menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kebutuhan dasar pengungsi, seperti makanan, sandang, shelter, kesehatan, sanitasi, dan penerangan akan dipenuhi.
Untuk itu, pada Jumat (26/7/2013) pukul 14.00 WIT, telah mendarat 2 pesawat Hercules TNI AU yang membawa bantuan logistik dan peralatan dari Presiden sebanyak 26 ton yang diterbangkan langsung dari Lanud Halim PK. "Kepala BNPB juga memberikan bantuan dana operasional tanggap darurat Rp 1 miliar kepada Gubernur Maluku," jelas Sutopo melalui siaran pers, Jumat (26/7).
Ditambahkan bahwa sampai saat ini tidak ditemukan ada korban meninggal. Namun Tiga orang hilang, yaitu Muhsin Mahulau (63), Sedek Mahulau (42), dan Kalsum Ulututy (67). Sementara itu tiga orang luka ringan dan 470 unit rumah hilang tersapu air bah yang ketinggiannya lebih dari 10 meter di dekat sungai.
Selain itu terdapat beberapa bangunan umum lain yang hilang diantaranya 3 unit SD, 1 TK, 1 SMA, 1 taman pengajian, 1 jembatan, 2 mushala, 1 KUD, 1 puskesmas, 2 sarana air bersih, dan 1 menara Telkomsel. Jumlah pengungsi 5.233 jiwa, yang tersebar di Latan (4.287 jiwa) dan Patoi (946 jiwa).
Bendungan alami Wai Ela yang terletak di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah jebol pada Rabu (24/7/2013) lalu. Warga yang menjadi korban, kini memilih mengungsi dari rumah-rumah mereka setelah kondisi air di bendungan Wai Ela yang berada 2 kilometer dari desa mereka terus meninggi.
Baca Juga Artikel Lain: